Pemikiran KH. Hasyim Asy'ari tentang Pendidikan

 

Sesuai dengan karya KH. Hasyim Asy'ari yang berbicara tentang pendidikan yaitu kitab adab al-alim wa al-muta’allim fi mayahtaji lahalmuta’allim fi ahuwalta’allumwa ma yataqaff al-mu’allim fi maqamatta’limih,  yang menekankan pada pendidikan etika.

a)      Tugas dan Tanggung Jawab Murid

1.   Etika yang harus diperhatikan dalam Belajar

Etika yang harus diperhatikan dalam belajar terdapat sepuluh etika yang harus ditekankan untuk proses belajar, diantaranya adalah membersihkan hati dari berbagai gangguan keimanan dan keduniawian, membersihkan niat, tidak menunda-nunda kesempatan belajar, bersabar dan qana’ah terhadap segala macam pemberian dan cobaan, pandai dalam mengatur waktu, bersikap hati-hati (wara), menjaga kesehatan, dan meninggalkan hal-hal yang kurang berfaidah.

Dalam hal ini terlihat, bahwa Hasyim Asy’ari lebih menekankan kepada pendidikan rohani atau pendidikan jasmani, meski demikian pendidikan jasmani tetap diperhatikan, khususnya bagaimana mengtur makan, minum, tidur dan sebagainya. Makan dan minum tidak perlu terlalu banyak dan sederhana, seperti anjuran rasulullah SAW. Serta janagan banyak tidur dan jangan banyak bermalas-malasan. Banyaklah waktu untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan, isi hari-hari dan waktu yang ada dengan hal-hal yang bermanfaat.

2.   Etika seorang murid terhadap guru

·       Memperhatikan dan mendengarkan guru

·       Memilih guru yang wara

·       Mengikuti jejak guru yang baik

·       Memuliakan dan memperhatikan hak guru

·       Bersabar terhadap kekerasan guru

·       Berkunjung pada guru pada tempatnya dan minta izin pada guru terlebih dahulu

·       Duduk dengan rapih bila berhadapan dengan guru

·       Berbicara bengan sopan dan lembut dengan guru

·       Dengarkan segala fatwa guru dan jangan menyela pembicaraannya

·       Gunakan anggota kanan bila menyerahkan sesuatu pada guru

            Etika seperti di atas banyak dijumpai dipendidikan pesantren, akan tetapi ketika seperti itu sangat langka di tengah budaya moderen. Di tengah-tengah pergaulan sekarang, guru dipandang sebagai teman biasa oleh murid-murid, dan tidak malu-malu mereka bicara lebih nyaring dari gurunya.

3.   Etika murid pada pelajaran.

·        Memperhatikan ilmu yang bersifat fardu ‘ain

·        Berhati-hati dalam menghadapi ikhtilaf para ulama

·        Mendiskusikan dan menyetorkan hasil belajar pada orang yang dipercaya

·        Senantiasa menganalisa dan menyimak ilmu

·        Jik terdapat hal-hal yang belum dipahami hendaknya ditanyakan

·        Ancangkan cita-cita yang tinggi

·        Kemanapun pergi dan di manapun berada jangan lupa membawa catatan

·        Pelajari pelajaran yang telah dipelajari dengan kontinu

·        Tanamkan sikap antusias dalam belajar

            Penjelasan diatas memperlihatkan sistem pendidikan di pesantren yang selama ini terlihat, hanya terjadi komunikasi satu arah yaitu guru satu-satunya sebagai sumber pengajaran, dan murid hanya sebagai objek yang hanya berhak duduk, dengar, catat dan hafal (DDCH) apa yang dikatakan guru. Namun pemikiran yang ditawarkan oleh Hasyim Ashari lebih terbuka, inovatif dan progresif. Beliau memberikan kesempatan pada santri untuk mengambil dan mengikuti pendapat para ulama, tapi harus berhati-hati dalam menanggapi ikhtilaf para ulama.

b)      Tugas dan tanggung jawab guru

1.   Etika seorang guru

·       Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah

·       Takut pada allah, tawadhu’, zuhud, dan khusu

·       Bersikap tenang dan senantiasa berhati-hati

·       Mengadukan segala persoalan pada allah

·       Tak menggunakan ilmunya untuk meraih dunia

·       Tidak selalu memanjakan anak

·       Mengamalkan sunah nabi

·       Bersikap ramah, ceria dan suka menabur salam

·       Menumbuhkan semangat untuk menambah ilmu

2.   Etika Guru dalam Mengajar

·       Tidak mengajarkan hal-hal yang subhat

·       Berniat beribadah ketika mengajar dan memulainya dengan doa

·       Usahakan tampilan ramah,lemah lembut dan tidak sombong

·       Mendahulukan materi yang penting dan sesuai dengan profesional yang dimiliki

·       Menasihati dan menegur dengan baik jika anak didik bandel

·       Bersikap terbuka terhadap berbagai persoalan yang ditemukan

·  Memberikan kesempatan pada anak didik yang datangnya terlambat dan ulangilah penjelasannya agar tau apa yang dimaksudkan

            Pemikiran Hasyim Asyari bersifat pragmatis yang artinya, apa yang ditawarkan berangkat dari praktik yang selama ini dialaminya. Hal tersebut nilai tambah dalam konsep yang dikemukakan beliau. Beliau juga sangat memperhatikan sifat dan sikap serta penampilan seorang guru. Berpenampilan tepuji, bukan saja dengan keramah tamahan tetapi juga dengan berpakaian yang rapih dan memakai minyak wangi.

3.   Etika guru bersama murid

·       Berniat mendidik dan menyebarkan ilmu

·       Menghindari ketidak ikhlasan

·       Menggunakan metode yang mudah dipahami anak

·       Memperhatikan kemampuan anak didik

·       Tidak memunculkan salah satu peserta didik dan memunafikan yang lain

·       Bersikap terbuka, lapangdada, arif dan tawadu

            Gagasan diatas berkaitan dengan etika guru bersama murid yang menunjikan keprofesionalan dalam pendidikan. Hasyim asari sangat menganjurkan agar seorang pendidik atau guru perlu memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode dalam memberi motifasi serta latihan-latihan yang bersifat membantu muridnya memahmi pelajaran. Selain itu guru juga hrus memahami murid secara sikologi, mampu memahami muridnya secara individual.

c)      etika terhadap buku alat pelajaran

·     Menganjrkan untuk memiliki buku

·    Merelakan dan mengijinkan bila ada kawan meminjam buku pelajaran dan menjaga buku pelajaran

·     Etika khusus yang diterapkan untuk mengawali suatu proses belajar adalah etika terhadap buku.

          Demikian sebagian dari pemikiran mengenai pendidikan yang di kemukakan oleh hasyim asyari yang sejalan dengan pemikiran tentang pendidikan menurut imam al-ghozali. Hasyim asyari mengemukakan bahwa tujuan pertama pendidikan dengan mengamalkannya dengan maksud agar ilmu yang dimiliki menghasilkan manfaat sebagai bekal untuk kehidupan di akherat, imam ghozali juga mengemukaan bahwa pendidikan pada prosesnya haru mengacu pada pendekatan diri kepada allah dan kesempurnaan insani.[1]



[1]Rokib, Nur Fuadi, Kepribadian guru, (purwokerto : Stain press.2011) hlm. 187-190

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Soal Menghitung Zakat Fitrah

Contoh Teks MC Pelantikan Pengurus

Materi PAI Kelas 6 Bab 4 Ayo Membayar Zakat ppt