PROSES MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA


Dibandingkan Indonesia pada masa sekarang, jaman dahulu wilayah Nusantara lebih luas yaitu meliputi Malaysia, Brunai, Philipina dan Thailand. Pada masa itu Nusantara juga dikenal dengan nama- “Negeri Bawah Angin”. Disamping itu Nusantara juga diberi sebutan “Lesser India” atau India Kecil. Sedangkan orang-orang yang berada diwilayah Nusantara memberikan sebutan “Negeri Atas Angin” kepada negeri India, Persia, dan Arab. Adapun orang-orang Nusantara yang berada di Haramain (Mekah dan Madinah), mereka dikenal dengan sebutan Jawi.

A.       Asal-Usul Islam Masuk Nusantara

1.   Teori Persia

Teori ini mengungkapkan bahwa Agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari Persia yang didukung oleh kenyataan bahwa di Sumatera bagian utara (Aceh) terdapat perkumpulan orang-orang Persia sejak abad ke-15. Marrison juga menguatkan teori pertama ini dengan dasar adanya pengaruh Persia yang jelas dalam kosakata kesusasteraan Melayu. Kedatangan ulama besar bernama Al-Gadhi Amir Sayyid as-Syirazi dari Persia di Kerajaan Samudera Pasai ikut juga sebagai penguat dan penegas teori Persia.

2.   Teori Gujarat / India

Snouck Hurgronje (Belanda) misalnya mengungkapkan bahwa agama Isiam masuk ke Nusantara berasal dari kota Dakka, India.

Pijnappel dan Moguette keduanya juga sama dari Belanda ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat dan Malabar, India. Pembawanya adalah orang Arab yang telah lama tinggal di wilayah tersebut. Penggagas teori kedua ini mendasarkan penelitiaanya pada kesamaan mazhab yang dianut oleh kaum muslimin di Nusantara dan di Gujarat. Di samping itu Moguette menguatkan teori Islam Nusantara berasal dari Gujarat (India), dengan hasil penelitiannya terhadap batu nisan di kedua wilayah tersebut. Menurutnya, ada persamaan mencolok dan jelas antara batu nisan di Pasai yang tertulis tanggal 17 Zulhijah 831 H / 27 September 1428 M dan batu nisan syekh Maulana Malik Ibrahim (salah satu wali songo) di Gresik dengan batu nisan di Cambay, Gujarat. Atas dasar penemuan itulah, Moguette menegaskan bahwa Islam di Nusantara berasal dari Gujarat.

Teori Islam Nusantara ini juga diperkuat oleh Fatimi. la menyatakan bahwa Islam berasal dari Bengal. Hasil penelitian Fatimi atas batu nisan Malik al-Saleh diketemukan adanya banyak persamaan antara batu nisan tersebut dengan batu nisan di Bengal. Fatimi juga menguatkan pendapatnya dengan menandaskan bahwa kebanyakan para tokoh di Pasai adalah orang Bengal atau keturunan dari mereka.

Menurut pendapat Morisson, agama Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh orang-orang dari Pantai Coromandel. Pendapat yang sama sebelumnya pernah dikemukakan oleh Arnold. Ia mendasarkan penelitiannya pada kesamaan mazhab antara kaum muslimin dari Pantai Coromandel (juga Malabar) dan Nusantara, yakni kebanyakan mengikuti mazhab Syafi'iyah.

3.   Teori Arab

Teori ketiga Menurut sejarawan, Keijzer Agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari Mesir. Ia mendasarkan teorinya pada kesamaan mazhab, yaitu mazhab Syafi'iyah. Sementara itu, Niemann dan de Holander menyatakan Hadramaut sebagai tempat Islam berasal. Pada umumnya, para ahli d' Indonesia setuju teori Arab ini.

Berdasarkan hasil seminar Nasional masuknya Islam ke Nusantara yang diadak tahun 1969 dan tahun 1978, mereka menyimpulkan bahwa agama Islam masu Nusantara pada abad VII M dan langsung dari tanah Arab. Daerah yang perta disinggahi adalah pesisir Sumatera. Agama Islam disebarkan oleh para sauda yang juga bertidak sebagai muballigh, dan dilakukan dengan cara damai.

B.       Proses Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan banyak cara, yaitu melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang kesemuanya mendukung meluasnya ajaran agama Isiam.

1.   Perdagangan.

Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam ,dari Arab, Persia, dan India. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim juga mempunyai kewajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga menyampaikan dan megajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada orang !ain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memeluk agama Islam dan merekapun menyebarkan agama dan budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain.

2.   Perkawinan.

Para pedagang muslim melakukan aktivitas perdagangan dalam waktu yang cukup lama, banyak dari mereka yang tinggal dalam waktu yang cukup lama dalam suatu daerah sehingga mempererat hubungan mereka dengan penduduk pribumi atau dengan kaum bangsawan pribumi. Hubungan komunikasi yang baik ini tidak jarang diteruskan dengan adanya perkawinan antara putri kaum pribumi dengan para pedagang muslim. Melalui perkawinan inilah terlahir seorang muslim. Lambat laun terbentuk masyarakat muslim dengan adat Islam hingga suatu saat terbentuknya sebuah Kerajaan Islam. Misalnya, perkawinan Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, perkawinan antara Sunan Gunung Jati dengan putri Kawungaten, perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang beragama Islam kemudian berputra Raden Patah yang pada akhirnya menjadi raja Demak.

3.   Politik.

Seorang raja tentu saja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peran yang penting dalam proses Islamisasi. Pada saat seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan berbondong-bondong mengikuti jejak rajanya memeluk agama Islam.

Setelah Raja dan rakyat memeluk agama Islam, maka kepentingan politik dilakukan dengan cara perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran  agama Islam. Misalnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya di bawah pimpinan Fatahillah untuk menguasai wilayah Jawa Barat dan memerintahkan menyebarkan agama Islam di sana.

4.   Pendidikan.

Seluruh da'i, ulama, guru-guru agama, ataupun para Kyai juga memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam dan kebudayaan Isiam. Mereka menyebarkan Islam melalui jalur pendidikan, yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Pondok pesantren adalah pusat tempat pengajaran agama Islam bagi para murid yang di lingkungan pesantren dinamakan santri.

Pondok pesantren yang didirikan semuanya bertujuan untuk lebih mempermudah penyebaran dan pemahaman agama Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rakhmat di Ampel denta Surabaya, dan pesantren yang didikan oleh Sunan Giri di Giri. Para santri yang mengkuti pendidikan bukan hanya dari daerah sekitar pondok pesantren itu saja, melainkan juga datang dari daerah-daerah yang sangat jauh seperti dan Kalimantan, Maluku, Makasar, Sumatra, untuk belajar di pesantren tersebut.

5.    Kesenian

Penyebaran Agama islam melalui kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukan seni gamelan dan Wayang. Cara seperti Ini banyak ditemui di Jogjakarta Solo, Cirebon, dan lain-lain. Seni gamelan banyak digemari masyarakat Jawa sehingga dapat mengundang masyarakat berkumpul dan selanjutnya dlaksanakan dakwah Islam. Disamping seni gamelan juga terdapat seni wayang. Pertunjukan seni wayang sangat digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang para ulama menyisipkan ajaran agama Islam, sehingga masyarakat dengan mudah menangkap dan memahami ajaran Islam. Contohnya, Sunan Kalijaga memanfaatkan seni wayang untuk proses Islamisasi Dengan mengadakan pertunjukan wayang dan karcis tanda masuknya cukup dengan mengucap kalimat Syahadat. Selain itu, pengaruh Islam juga berkembang melalui seni sastra, seni rupa atau seni kaligrafi dan seni-seni lainnya.

6.   Tasawuf.

Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat. diantaranya ahli dalam menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Mereka juga aktif meyiarkan dan mengajarkan ajaran Islam. Penyiaran agama Islam dengan mudah dapat ditenma oleh masyarakat. Para sufi pada masa itu antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.

C.     Alasan Islam Diterima di Indonesia

Agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia antara lain disebabkan karena:

1.   Agama Isiam bersifat terbuka, sehingga penyiaran dan pengajaran agama Islam dapat dilakukan oteh setiap orang Islam.

2.   Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara damai.

3. Islam tidak mengenal diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.

4.   Perayaan-peraygaan dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana

5. Dalam Islam dikenal adanya kewajiban mengeluarkan Zakat yang bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan kahidupan masyarakatnya dengan adanya kewapban zakat bagi yang mampu

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Soal Menghitung Zakat Fitrah

Contoh Teks MC Pelantikan Pengurus

Materi PAI Kelas 6 Bab 4 Ayo Membayar Zakat ppt