Faktor Timbulnya Sifat Sombong dan Cara Menghindarinya

Sombong merupakan sifat manusia yang menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain, dan sifat ini adalah salah satu dari bencana yang disebut ujub. Saat manusia mengungkapkan atau mengekspresikan perasaan ujubnya, maka ini disebut sombong atau angkuh. Sifat ini menjadikan seseorang menentang kebenaran, bila ia tidak berupaya untuk memperbaiki, kerap menjadi orang yang tidak beriman. 


A.    Faktor Timbulnya Sifat Sombong

Masalah-masalah yang mungkin menyebabkan kesombongan ialah:

1.  Terkadang ilmu menjadi sumber kesombongan, dimana seseorang manusia membayangkan dirinya lebih besar dan lebih mulia daripada orang lain. Tentu saja, ini terjadi karena seseorang memperbaiki dirinya. Sebaliknya, jika seseorang mempertimbangkan dimensi-dimensi rohani, semakin ilmunya meningkat, dia semakin membayangkan dirinya rendah dan menganggap orang lain lebih baik darinya.

2.   Ibadah terkadang menjadi sebab kesombongan, ketika manusia melihat dia adalah orang yang senang beribadah, dan orang lain tidak seperti itu. Sebagai akibatnya, kesombongan terbentuk dalam dirinya. Manusia semacam ini harus merenung, bahwa boleh jadi amal perbuatan yang menurut pemikirannya baik, tidak mengantarkan ke mana pun. Seperti yang telah disebutkan dalam sebuah ayat: 

Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" (QS. Al-Kahfi: 103).

 

Sekali lagi perbuatan baik seorang manusia boleh jadi batal, karena perbuatan buruk yang telah dilakukan.

3.      Seseorang memperlihatkan kesombongan karena nasabnya, dengan melupakan fakta bahwa garis keluarga tidak akan memberi manfaat kepada seseorang. Jika kita merasa bangga dengan nenek moyang kita, kita harus tahu asal kita. Sesuai dengan firman Allah :

4.  Kekuasaan dan kerajaan, maka kita harus tahu bahwa semua itu bukan bagian dari manusia. Betapa banyak orang yang bangun pagi tapi tidak dapat menjaga kerajaan mereka sampai malam, atau tidak dapat mempertahankan kekuasaanya sampai pagi hari berikutnya.[1]

5.  Hal ini yang lebih banyak dialami oleh kaum wanita dan orang yang selalu sombong atas kecantikannya. Mereka akan senang menjelekan dan menyebarkan keburukan orang lain. Sebagaiman diriwayatkan ketika datang seorang wanita menemui nabi, dan siti aisyah berkata kepada beliau “wanita itu pendek” dengan mengisyaratkan denagn tangannya. Lalu beliau berkata, “kamu telah menggunjingnya”.

6.    Orang yang sombong dengan kekayaanya, orang seperti ini akan menyombogkan diri dihadapan orang yang dianggap miskin baginya.[2]

 

B.     Cara Menghindari Sifat Sombong

Dalam menghadapi penyakit jiwa atau rohani, ada beberapa resep yang perlu diikuti, sebagai berikut:

1.  Seseorang harus berfikir siapakah dia dulu, siapakah dia sekarang, dan siapakah dia kelak. Keadaan yang pertama dan yang terakhir sudah jelas. Dia, pada kenyataanya, bukan pemilik dirinya. Apakah wajar menjadi sombong, dia harus merenungkan lebih dalam tentang ini.

2.      Mengingat bahayanya, agar penyakit itu hilang sepenuhnya. Sesuai firman Allah  

“Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah.” (QS An.Nisa: 173)

3.      Selalu bersyukur dan berdzikir kepada Allah, karena syukur itulah yang membuat seseorang jauh dari sombong.

4.      Rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

5.      Hindari banyak bicara dan membanggakan diri sendiri. Titik awal dari penyakit sombong adalah pembicaraan, karena penmbicaraan yang kita ucapkan sering kali membicarakan mengenai kelebihan yang kita miliki.

6.    Memelihara sikap rendah hati, bukan rendah diri. Maksud dari rendah hati yaitu senang berlaku baik terhadap semua orang.

7.    Jangan merasa paling dermawan, jangan sampai kita mengungkit-ungkit apa pun yang pernah kita berikan kepada orang lain.

8.      Tebarkan salam dengan sesama muslim, tidak memalingkan muka kepada orang-orang disekitar.

Obat untuk mengikis virus sombong dalam jiwa adalah syukur. Kesadaran bahwa apa yang dimiliki merupakan amanah allah. Bukan milik pribadi secara mutlak, tetapi dimiliki untuk diambil manfaatnya, serta pemanfaatannya dipertanggungjawabkan sepenuhnya di hadapan pemberi segalanya.[3]



                 [1] Budi Handrianto, Kebeningan Hati dan Pikiran: Refleksi Tasawuf  Kehidupan Orang Kantoran (Jakarta: Gema Insani, 2002), hlm. 114-116

[2] Said Hawwa, Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs, Intisari Ihya Ulumuddin, (Jakarta: 2008, Pena Pundi Aksara), hlm. 256-257

  [3] Ghulam Reza Sultani, Hati yang Bersih: Kunci Ketenangan Jiwa, (Jakarta: Pustaka  Zahra, 2004), hlm. 53-54



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Soal Menghitung Zakat Fitrah

Contoh Teks MC Pelantikan Pengurus

Materi PAI Kelas 6 Bab 4 Ayo Membayar Zakat ppt