Pemikiran Kyai Ahmad Dahlan tentang Guru dan Pendidikan

 

Pemikiran Ahmad Dahlan tentang Guru dan Pendidikan


A.  Pemikiran Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan

Hampir seluruh pemikiran Ahmad Dahlan berangkat dari keprihatinannya terhadap situasi dan kondisi global umat Islam waktu itu yang tenggelam dalam kejumudan (stagnasi), kebodohan, serta keterbelakangan. Kondisi ini diperparah dengan politik Kolonial Belanda yang sangat merugikan bangsa Indonesia. Latar belakang situasi dan kondisi tersebut telah mengilhami  munculnya ide pembaharuan Dahlan. Ide ini sesungguhnya telah muncul sejak kunjungan pertama ke Makkah. Kemudian ide tersebut lebih dimantapkan setelah kunjungannya yang kedua. Hal ini berarti, bahwa kedua kunjungannya merupakan proses awal terjadinya kontak intelektualnya, baik secara langsung maupun tak langsung dengan ide-ide pembaharuan yang terjadi di Timur Tengah pada awal abad 20.

  Dalam memperkaya ide pembaharuannya, pada kunjungannya tersebut Dahlan menyempatkan diri untuk bertemu dan berdiskusi dengan Rasyid Ridha. Hasil dari kontak intelektual ini dapat dilihat dari dinamika intelektualnya. Hasilnya tersebut antara lain:

1. Menjadikan pemahaman tentang ajaran Islam semakin mendalam dan komprehensif.

2.  Kecenderungan yang hanya mempelajari kitab-kitab para ulama mulai bergeser ke arah pencarian dan penelaahan secara mendalam langsung dari sumber aslinya, al-Quran dan as-Sunah.

3.  Bangkitnya semangat untuk memurnikan kembali ajaran dan pemahaman umat terhadap ajaran Islam (al-Quran dan Sunah Rasulullah).

Secara umum, ide-ide pembaharuan Ahmad Dahlan dapat diklasifikasikan kepada dua dimensi:

1.  Berupaya memurnikan ajaran Islam dari khufarat, tahayul dan bid’ah yang selama ini telah bercampur dalam aqidah dan ibadah umat Islam.

2. Mengajak umat Islam untuk keluar dari jaring pemikiran tradisional melalui reinterpretasi terhadap doktrin Islam dalam rumusan dan penjelasan yang dapat diterima oleh rasio.

Menurut Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam dari pola berpikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses pembangunan umat. Mereka hendaknya dididik hingga cerdas, kritis, dan memiliki daya analisis yang tajam dalam memetadinamika kehidupannya pada masa depan. Adapun kunci untuk meningkatkan kemajuan umat Islam adalah kembali kepada al-Quran dan hadits, mengarahkan pada pemahaman ajaran Islam secara komprehensif, dan menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Upaya ini secara strategis dapat dilakukan melalui pedidikan.

Pelaksanaan pendidikan menurut Dahlan, hendaknya didasarkan pada landasan yang kokoh. Landasan ini merupakan kerangka filosofis untuk merumuskan konsep dan tujuan ideal pendidikan Islam, baik secara vertikal (Khaliq) maupun horizontal (makhluk). Dalam pandangan Islam, paling tidak ada dua sisi tugas penciptaan manusia, yaitu sebagai ‘abd Allah dan khalifah fi al-ardh. Dalam proses kejadiannya, manusia diberikan Allah dengan al-ruh dan al-‘aql. Untuk itu, pendidikan hendaknya menjadi media yang dapat mengembangkan potensi al-ruh untuk menalar petunjuk pelaksanaan ketundukan dan kepatuhan manusia kepada Khaliqnya. Di sini eksistensi akal merupakan potensi dasar bagi peserta didik yang perlu dipelihara dan dikembangkan guna menyusun kerangka teoritis dan metodologis bagaimana menata hubungan yang harmonis secara vertikal dan horizontal dalam konteks tujuan penciptanya.

Islam menekankan kepada umatnya untuk mendayagunakan semua kemampuan yang ada pada dirinya dalam rangka memahami fenomena alam semesta. Meskipun dalam banyak tempat, al-Quran senantiasa menekankan pentingnya menggunakan akal, akan tetapi al-Quran juga mengakui akan keterbatasan kemampuan akal. Ada realitas fenomena yang tak dapat dijangkau oleh indera dan akal manusia. Hal ini disebabkan, karena wujud yang ada di alam ini memiliki dua dimensi, yaitu pisika dan metapisika. Manusia merupakan integrasi dari kedua dimensi tersebut, yaitu dimensi ruh dan jasad.

Menurut Dahlan, materi pendidikan adalah pengajaran al-Quran dan hadis, membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, dan menggambar. Materi al-Quran dan hadis meliputi: ibadah, persamaan derajat, fungsi perbuatan manusia dalam menentukan nasibnya, musyawarah, pembuktian kebenaran al-Quran dan hadis menurut akal, kerjasama antara agama kebudayaan-kemajuan peradaban, hukum kausalitas perubahan, nafsu dan kehendak, demokratis dan liberalisasi, kemerdekaan berpikir, dinamika kehidupan dan peranan manusia di dalamnya, dan akhlak (budi pekerti). Pendidikan yang dilaksanakan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik menghadapi dinamika zamannya. Untuk itu, pendidikan Islam perlu membuka diri, inovatif, dan progesif.

Sistem pendidikan yang hendak dibangun oleh KH. Ahmad Dahlan adalah pendidikan yang berorientasi pada pendidikan modern, yaitu dengan menggunakan sistem klasikal. Apa yang dilakukannya merupakan sesuatu yang masih cukup langka dilakukan lembaga pendidikan islam pada waktu itu. Di sini, ia menggabungkan system pendidikan belanda dengan system pendidikan tradisional secara integral.

Untuk mewujudkan ide pembaharuannya di bidang pendidikan, maka Dahlan merasa perlu mendirikan lembaga pendidikan yang berorientasi pada pendidikan modern, yaitu dengan menggunakan sistem klasikal. Apa yang dilakukannya merupakan sesuatu yang masih cukup langka dilakukan oleh lembaga pendidikan Islam pada waktu itu. Komitmen Dahlan terhadap pendidikan agama demikian kuat. Oleh karena itu, diantara faktor utama yang mendorongnya masuk organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1909, adalah untuk mendapatkan peluang memberikan pengajaran agama kepada para anggotanya. Strategi yang ditempuhnya dimaksudkan untuk membuka kesempatan memberikan pelajaran agama di sekolah-sekolah pemerintah. Pendekatan ini dilakukan karena para anggota organisasi Boedi Oetomo pada umumnya bekerja di sekolah dan kantor pemerintah waktu itu. Komitmennya terhadap pendidikan agama selanjutnya menjadi salah satu ciri khas organisasi yang didirikannya pada tahun 1912, yaitu organisasi Muhammadiyah.

Tanpa mengurangi pemikiran intelektual muslim lainnya, paling tidak pemikiran Dahlan tentang pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai awal kebangkitan pendidikan Islam di Indonesia. Gagasan pembaruannya sempat mendapat tantangan dari masyarakat pada waktu itu, terutama dari lingkungan pendidikan tradisional. Kendati demikian, bagi Dahlan, tantangan tersebut bukan merupakan hambatan, melainkan tantangan yang perlu dihadapi secara arif dan bijaksana.

Arus dinamika pembaharuan terus mengalir dan bergerak menuju kepada berbagai persoalan kehidupan yang semakin kompleks. Dengan demikian, peranan pendidikan Islam menjadi semakin penting dan strategis untuk senantiasa mendapat perhatian yang serius. Hal ini disebabkan, karena pendidikan merupakan media yang sangat strategis untuk mencerdaskan umat. Melalui media ini, umat akan semakin kritis dan memiliki daya analisa yang tajam dalam membaca peta kehidupan masa depannya yang dinamis. Dalam konteks ini, setidaknya pemikiran pendidikan Dahlan dapat diletakkan sebagai upaya sekaligus wacana untuk memberikan inspirasi bagi pembentukan dan pembinaan peradaban umat masa depan yang lebih proporsional. Sehingga Islam sesuai dengan tujuan dasarnya Rahmatan li’alamin.

 

B.  Pemikiran Ahmad Dahlan Tentang Pendidik (Guru)

Hakikat guru dalam pandangan Dahlan adalah tenaga pendidik professional yang diberi kepercayaan sebagai penanggung jawab kurikuler dengan tugas-tugas pokok sebagai pendidik, yang secara spesifik sebagai pengemban amanat khilafah. Agar fungsi dan peranan guru sebagai pengemban amanat khilafah benar-benar dapat direalisasikan, maka pendidik mengambil  peranan sekurang-kurangnya dalam tiga aspek, yaitu:

a. Sebagai pengemban amanat risalah Islamiyah yang menyebarkan dan menginternalisasikan ajaran dan nilai-nilai Islam kepada peserta didik khususnya, dan kepada masyarakat pada umumnya.

b. Sebagai Pembina akhlak yang menjadi benteng moral dan teladan dalam mengembangkan sikap, watak dan kepribadian luhur peserta didiknya.

c. Sebagai pembimbing dan penyuluh yang berusaha mengoptimalkan kemampuan belajar serta mencarikan jalan keluar atas kesulitan belajar peserta didik dan sekaligus mengarahkan mereka agar tetap memelihara dan meningkatkan iman dan ketaqwaannya kepada Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Soal Menghitung Zakat Fitrah

Contoh Teks MC Pelantikan Pengurus

Materi PAI Kelas 6 Bab 4 Ayo Membayar Zakat ppt